Makalah Sejarah Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Makalah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon, artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut:
1.      Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
2.      Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3.      Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Dalam kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting. Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.

B.       Tujuan dan Manfaat Penulisan
Pada dasarya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Manajemen Informatika.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah:
1.        Untuk mengetahui bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra kemerdekaan.
2.        Untuk mengetahui peristiwa – peristiwa heroik pasca kemerdekaan.
3.        Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde lama.
4.        Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde baru



BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH SINGKAT BANGSA INDONESIA


A.    Masa Pra Kemerdekaan
1.      Kedatangan Bangsa-bangsa Eropa
a.      Kedatangan dan Masa Bangsa Portugis
Sebelum Indonesia Merdeka, negara Republik Indonesia ( RI ) sempat merasakan sakitnya dijajah oleh beberapa negara asing yang tidak ingin Negara Indonesia Merdeka. Dimulai dari Portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada tahun ratusan tahun yang lalu yaitu 1509. Portugis saat itu berhasil menguasai Malaka pada tahun 10 Agustus 1511 yang dipimpin oleh Alfonso De Alburquerque. Setelah menguasai Malaka, saat itu portugis kembali dan mulai bergerak dari Madura sampai ke Ternate, bangsa Indonesia melakukan berbagai dan semua cara untuk melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Salah satu perlawanan yang terkenal saat itu adalah perlawanan Fatahillah yang berasal dari Demak di Sunda Kelapa ( sekarang menjadi Jakarta ). Fatahillah berhasil memukul dan membuat perlawanan sehingga bangsa portugis mundur ketakutan, dan mengambil kembali wilayah Sunda Kelapa lalu diubah oleh Fatahillah menjadi Jayakarta.

b.      Masa Bangsa Spanyol
Pada saat itu keberhasilan Portugis mendorong semua bangsa - bangsa Eropa yang lain untuk ikut mencari untung. Jika Portugis lebih memusatkan perhatian di Ternate, Spanyol akan lebih tertarik bersekutu dengan Tidore. Saat Spanyol lebih tertarik bersekutu dengan Tidore terjadilah persaingan antara Portugis dengan Spanyol di wilayah kawasan Maluku. Lalu Spanyol mendirikin benteng di Tidore untuk berjaga - jaga jiga ada perlawanan dari Portugis, pembangunan benteng yang dibuat Spanyol semakin memperuncing persaingan antara persekutuan Portugis dengan Ternate dengan Spanyol dan Tidore. Akhirnya pada saat itu terjadi pertempuran pada tahun 1527 antara Ternate dengan bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu oleh bangsa - bangsa Spanyol. Benteng yang saat itu dibangun oleh Spanyol di Tidore kini direbut oleh persekutuan Ternate dan Portugis.
Namun saat itu akhirnya mereka yaitu Spanyol dan Portugis mulai berpikir dan menyadari  kerugian yang ditimbulkan akibat persaingan dan perlawanan itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, saat itu pada tahun 1534 mereka keduanya menyepakati perdamaian, Lalu saat itu langsung diadakanlah Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian itu antara lain;
1)      Maluku menjadi daerah pengaruh dan kegiatan Portugis.
2)      Spanyol harus mulai meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di Filipina.
3)      Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan Portugis di Maluku.

c.       Masa Pemerintahan penjajahan Oleh Belanda
Pada saat itu akhirnya masa penjajahan Portugis di Indonesia berakhir sudah pada tahun 1602. Waktu itu setelah negara Belanda pertama kalinya masuk ke wilayah Indonesia, saat itu Belanda masuk ke Indonesia melalui Banten di bawah pimpinannya Cornelius de Houtman. Waktu itu Belanda sangat ingin sekali merebut dan  menguasai pasar yang banyak rempah-rempah di Indonesia dengan mendirikannya Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di daerah Banten pada tahun 1602. Karena saat itu pasar di daerah  Banten mendapatkan saingan yang cukup berat dari pedagang Tionghoa dan inggris, lalu kantor VOC pindah jadi ke daerah Sulawesi Selatan. Disana di Sulawesi Selatan, VOC mendapatkan perlawanan dari Sultan Hasanuddin. Setelah berpindah-pindah tempat, akhirnya VOC sampai di Yogyakarta. Di Yogyakarta, VOC menandatangani perjanjian Giyanti yang isinya adalah Belanda akan mengakui mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwo no satu. Perjanjian Giyanti juga akan memecah kerajaan Mataram menjadi Kasunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Lalu, pada akhirnya VOC dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1800 setelah Belanda dikalahkan oleh Perancis.
Setelah VOC dibubarkan, penjajahan Belanda tidak pernah berhenti - berhenti. Belanda saat itu menunjuk seseorang yaitu yang bernama Daendels sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Pada saat itu masa Deandels, semua masyarakat Indonesia dipaksa keras untuk membuat sebuah jalan raya dari Anyer sampai Panarukan. Namun pada waktu itu masa pemerintahan Daendels tidak berlangsung lama sekali sehingga digantikan oleh seseorang yang bernama Johannes van den Bosch. Dan waktu itu pula Van den Bosch menerapkan semua sistem tanam paksa ( cultuur stelsel ). Dalam sistem tanam paksa, setiap semua desa harus menyisihkan sebagian bahkan setengah tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor khususnya tebu, kopi, nila. Hasil tanaman ini kemudian akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan diperkirakan yaitu ( 20% ) dan hasil panen itu kemudian diserahkan kepada pemerintah kolonial.
d.      Masa Pemerintahan Seluruh penjajah Jepang
Pada saat itu setelah 350 tahun lamanya Belanda kembali menguasai dan menjajah Indonesia, namun pemerintahan Belanda di Indonesia kini kembali digantikan oleh bangsa Jepang. Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat sedikitpun kepada jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945. Di Indonesia, Jepang membentuk beberapa organisasi. Organisasi yang dibuat Jepang antara lain adalah PETA ( Pembela Tanah Air ), HEIHO ( pasukan Indonesia buatan Jepang ), PUTERA, JAWA HOKOKAI  ( penggantinya Putera ).
Pada awalnya semua  kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun pada saat itu dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan Negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti halnya Negara Jerman dan Italia. Sebagai Negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya di sana. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi sangat penting, yang artinya mungkin  bagi kemajuan industri kebutuhan Negara Jepang sendiri tanpa memikirkan Negara orang lain. Apakah artinya kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan - bahan mentah ( baku ) yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang luas. Dengan demikian hasilnya, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan.

2.      Perlawanan & Persiapan Rakyat Indonesia
a.      Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
Perlawanan itu terhadap penjajahan Jepang banyak dilakukan di beberapa daerah di Indonesia. Di daerah Cot Plieng Aceh perlawanan terhadap Jepang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil ( seorang guru ngaji di daerah tersebut ). Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan shalat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang shalat.
Perlawanan lain yang terkenal lainnya adalah perlawanan PETA di daerah Blitar, Jawa Timur. Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

b.      Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pemerintahan Jepang di Indonesia berakhir setelah Jepang kalah dari tentara sekutu di Perang Dunia II. Dua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh tentara sekutu. Setelah mendengar adanya kekalahan Jepang, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh Radjiman Widyodiningrat. Nama BPUPKI diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan bangsa Indonesia untuk merdeka.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang. Setelah mendengar Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat.
Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

c.       Naskah Proklamasi yang Ditempatkan di Monumen Nasional
Pada saat itu terjadi sebuah perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

B.    Masa Kemerdekaan
1.      Konflik Indonesia dan Belanda
Atas nama bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh Bung Karno didampingi oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Satu langkah maju sudah ada pada genggaman bangsa Indonesia melalui Proklamasi kemerdekaan tersebut. Sebagai negara yang baru memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia mendapat simpati dari bangsa-bangsa di dunia. Hal ini tampak dari adanya pengakuan negara lain terhadap Proklamasi 17 Agustus 1945. Sebagai sebuah negara merdeka, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar (UUD 1945) dan pemilihan Presiden yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden.
Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya,sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. NICA adalah organisasi yang didirkanorang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australiasetelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan berpusat di Australia.
Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah dilepas Oleh Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi pertempuran melawan NICA dan Sekutu. Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) ternyata memiliki agenda yang terselubung. Kedatangan pasukan Sekutu justru diboncengi oleh NICA yang tidak lain adalah orang-orang Belanda yang ketika Jepang dating melarikan diri ke Australia dan membentuk kekuatan di sana. Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Dengan demikian sikap Indonesia yang semula menerima kedatangan Sekutu menjadi penuh kecurigaan dan kemudian berkembang menjadi permusuhan.

2.         Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Peristiwa di Surabaya itu merupakan rangkaian peristiwa yang dimulai sejak kedatangan pasukan Sekutu dengan bendera AFNEI di Jawa Timur. Khusus untuk Surabaya, Sekutu menempatkan Brigade 49, yaitu bagian dari divisi ke-23 Sekutu. Brigade 49 dipimpin Brigjen A.W.S. Mallaby yang mendarat 25 Oktober 1945. Pada mulanya pemerintah Jawa Timur enggan menerima kedatangan Sekutu. Kemudian dibuat kesepakatan antara Gubernur Jawa Timur R.M.T.A. Suryo dengan Brigjen A.W.S. Mallaby. Kesepakatan itu adalah sebagai berikut.
1)      Inggris berjanji tidak mengikutsertakan angkatan perang Belanda
2)      Menjalin kerja sama kedua pihak untuk menciptakan kemanan dan ketentraman
3)      Akan dibentuk kontrak biro
4)      Inggris akan melucuti senjata Jepang

Dengan kesepakatan itu, Inggris diperkenankan memasuki kota Surabaya. Ternyata pihak Inggris ingkar janji. Itu terlihat dari penyerbuan penjara Kalisosok 26 Oktober 1945. Inggris menduduki pangkalan udara Tanjung Perak tanggal 27 Oktober 1945, serta menyebarkan pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjatasenjata mereka. Kontrak senjata antar Sekutu dan rakyat Surabaya sudah terjadi sejak 27 Oktober 1945. Karena terjadi kontak senjata yang dikhawatirkan meluas, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta mengadakan perundingan. Kedua belah pihak merumuskan hasil perundingan sebagai berikut.
1)      Surat-surat selebaran/pamflet dianggap tidak berlaku
2)      Serikat mengakui keberadaan TKR dan Polisi Indonesia
3)    Seluruh kota Surabaya tidak lagi dijaga oleh Serikat, sedangkan kampkamp tawanan dijaga bersama-sama Serikat dan TKR
4)      Tanjung Perak dijaga bersama TKR, Serikat, dan Polisi Indonesia

Walaupun sudah terjadi perundingan, akan tetapi di berbagai tempat di kota Surabaya tetap terjadi bentrok senjata antara Serikat dan rakyat Surabaya yang bersenjata. Pertempuran seru terjadi di Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Gedung itu dikepung oleh para pemuda yang menuntut agar pasukan A.W.S. Mallaby menyerah. Tuntutan para pemuda itu ditolak pasukan Serikat. Karena begitu gencarnya pertempuran di sana, akibatnya terjadi kejadian fatal, yaitu meninggalnya A.W.S. Mallaby tertusuk bayonet dan bambu runcing.
Peristiwa ini terjadi tanggal 30 Oktober 1945. Dengan meninggalnya A.W.S. Mallaby, pihak Inggris memperingatkan rakyat Surabaya dan meminta pertanggungjawaban. Mereka mengancam agar rakyat Surabaya menyerah dan akan dihancurkan apabila tidak mengindahkan seruan itu. Ultimatum Inggris bermakna ancaman balas dendam atas pembunuhan A.W.S. Mallaby disertai perintah melapor ke tempat-tempat yang ditentukan. Disamping itu, pemuda bersenjata harus menyerahkan senjatanya. Ultimatum Inggris itu secara resmi ditolak rakyat Surabaya melalui pernyataan Gubernur Soerjo. Karena penolakan itu, pertempuran tidak terhindarkan lagi, maka pecahlah pertempuran pada tanggal 10 November 1945.
Sekutu mengerahkan pasukan infantri dengan senjata-senjata berat. Peristiwa heroik ini berlangsung hampir tiga minggu. Dalam pertempuran tersebut, melalui siaran radio, Bung Tomo membakar semangat arek-arek Suroboyo. Pertempuran yang memakan korban banyak dari pihak bangsa Indonesia ini diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November. Peringatan itu merupakan komitmen bangsa Indonesia yang berupa penghargaan terhadap kepahlawanan rakyat Surabaya sekaligus mencerminkan tekad perjuangan seluruh bangsa Indonesia.

3.    Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini berlangsung tanggal 20 November sampai dengan 15 Desember 1945 antara TKR dan pasukan Inggris. Peristiwa itu berawal dari kedatangan tentara sekutu di Semarang tanggal 20 Oktober 1945. Tujuan semula pasukan itu adalah mengurus tawanan perang. Akan tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh NICA yang kemudian mempersenjatai para tawanan.
Di Ambarawa tanggal 20 Oktober 1945 pecahlah pertempuran antara TKR yang dipimpin Mayor Sumarto dengan tentara Serikat. Dalam pertempuran itu gugur Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Kolonel Isdiman, komando pasukan diambil alih oleh Letnan Kolonel Sudirman yang saat itu menjabat sebagi panglima divisi Banyumas. Pasukan Serikat menggunakan para tawanan Jepang yang telah dipersenjatai untuk ikut bertempur. Mereka juga mengerahkan tank dan senjata berat lainnya.
Pada tanggal 12 Desember 1945, pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak. Setelah bertempur selama empat hari, akhirnya pasukan Indonesia berhasil mengusir tentara Serikat dari Ambarawa dan memukul mundur mereka sampai Semarang.
4.         Medan Area
Mr. Teuku M. Hassan yang telah diangkat menjadi gubernur mulai membenahi daerahnya. Tugas pertama yang dilakukan Gubernur Sumatera ini adalah menegakkan kedaulatan dan membentuk Komite Nasional Indonesia untuk wilayah Sumatera. Oleh karena itu, mulai dilakukan pembersihan terhadap tentara Jepang dengan melucuti senjata dan menduduki gedung-gedung pemerintah. Pada tanggal 9 Oktober 1945, di Medan mendarat pasukan Serikat yang diboncengi oleh NICA. Para Pemuda Indonesia dan Barisan Pemuda segera membentuk TKR di Medan. Pertempuran pertama pecah tanggal 13 Oktober 1945 ketika lencana merah putih diinjak-injak oleh tamu di sebuah hotel. Para pemuda kemudian menyerbu hotel tersebut sehingga mengakibatkan 96 korban luka-luka. Para korban ternyata sebagian orang-orang NICA. Bentrokan antar Serikat dan rakyat menjalar ke seluruh kota Medan. Peristiwa kepahlawanan ini kemudian dikenal sebagai pertempuran “Medan Area”.
5.         Bandung Lautan Api
Istilah Bandung Lautan Api menunjukkan terbakarnya kota Bandung sebelah selatan akibat politik bumi hangus yang diterapkan TKR. Peristiwa itu terjadi tanggal 23 Maret 1946 setelah ada ultimatum perintah pengosongan Bandung oleh Sekutu. Seperti di kota-kota lainnya, di Bandung juga terjadi pelucutan senjata terhadap Jepang. Di pihak lain, tentara Serikat menghendaki agar persenjataan yang telah dikuasai rakyat Indonesia diserahkan kepada mereka. Para pejuang akhirnya meninggalkan Bandung, tetapi terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tragis ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.
6.         Tragedi Nasional (Masa Orde Lama)
Tragedi nasional adalah suatu rangkaian peristiwa yang menimpa bangsa Indonesia. Tragedi ini tentu membawa akibat yang sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Peristiwa-demi peristiwa terjadi pada bangsa Indonesia sekaligus merupakan ancaman, tantangan dan hambatan. Peristiwa-peristiwa tersebut sangat mengganggu upaya menata kembali bangsa Indonesia setelah mencapai kemerdekaan.
7.         Pemberontakan PKI Madiun 1948
Peristiwa Madiun tidak dapat dipisahkan dari pembentukn Fron Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal 28 Juni 1948. FDR adalah kumpulan beberapa partai seperti partai Sosialis, Pesindo, partaiBuruh, PKI dan Sobsi. Peristiwa Madiun itu diawali dari kota Solo yang dilakukan oleh para pengikut Muso dan Amir SyarifuddinPada tahun 1948 Muso kembali dari Rusia. Sekembalinya itu Musobergabung dengan Partai Komunis Indonesia. Ajaranyang diberikan pada para anggota PKI adalah mengadu domba kesatuan nasional denganmenyebarkan teror. . Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun tokoh-tokoh PKI memproklamirkan berdirinya Republik Soviet Indonesia. Orang-orang yang dianggap musuh politiknya dibunuh oleh PKI.
Dengan terjadinya peristiwa Madiun tersebut, pemerintah dengan segera mengambil tindakan tegas. Pemberontakan Madiun itu dapat diatasi setelah pemerintah mengangkat Gubernur Militer Kolonel Subroto yang wilayahnya meliputi Semarang, Pati dan Madiun. Walaupun dalam menghancurkan kekuatan PKI dalam peristiwa Madiun menelan banyak korban, namun tindakan itu demi mempertahankan Kemerdekaan yang kita miliki. Ketika Belanda melakukan agresi terhadap Republik Indonesia, PKI justru menikam dari belakang dengan melaukan pemberontakan yang sekaligus dapat merepotkan pemerintah Republik.
8.         Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)
Salah seorang yang juga menjadi dalang dalam pemberontakan Andi Aziz adalah Dr. Chr. R.S. Soumokil datang ke Ambon. Ketika itu Soumokil menjabat sebagai Jaksa Agung Negara Bagian Indonesia Timut (NIT). Dia mempengaruhi pada anggota KNIL agar membentuk Republik Maluku Selatan (RMS). RMS kemudian diproklamasikan pada tanggal 25 April 1950. Pemerintah berusaha mengakhiri teror yang dilakukan oleh gerombolan RMS terhadap rakyat Maluku Tengah. Walaupun sudah dilakukan upaya damai, namun RMS tetap melakukan terror terhadap rakyat.
Pemerintah kemudian mengambil jalan dengan mengerahkan pasukan untuk meredam pemberontakan tersebut. Pada 14 Juli 1950 pasukan dari APRIS mulai mendarat di Maluku. Pada bulan Desember 1950 seluruh Maluku Tengah dapat dikuasai oleh APRIS. Para pemberontak melarikan diri ke pulau Seram. Pada tanggal 2 Desember 1953 Somoukil dapat ditangkap dan dalam Mahkamah Militer Luar Biasa dia dijatuhi hukuman dengan pidana mati.

9.              Gerakan 30 September 1965 (G.30 S / PKI)
Sebagai fakta sejarah setiap orang Indonesia tidak akan melupakannya, bahwa di negara ini pernah terjadi peristiwa di tahun 1965 yang dikenal dengan nama Gerakan 30 September yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (G30 S/PKI) . Pada dini hari 1 Oktober 1965 mereka membunuh enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat. Kesemuanya dibawa ke Desa Lubang Buaya sebelah Selatan pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma. Mereka itu adalah:
a.              Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) Letnan Jenderal Ahmad Yani
b.              Deputy II Men/Pangad, Mayor Jenderal R.Soeprapto
c.              Deputy III Men/Pangad, Mayor Jenderal Harjono Mas Tirtodarmo
d.             Asisten I Men/Pangad, Mayor Jenderal Siswodo Parman
e.              Asisten IV Men/Pangad Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan
f.               Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Soetojo Siswomihardjo.
g.              Letnan Satu Pierre Andrean Tendean


C.    Masa Orde Lama (1945 – 1966)
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan PresidenSoekarno di Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesiapertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkanperanan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia daripenjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalahProklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan MohammadHatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarnomenandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yangkontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkanMarkas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan JenderalSoeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara daninstitusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan JenderalSoeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) danmengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan RakyatSementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967,Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presidenpada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkatSoeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
Pemerintahan Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di Indonesia. Saat itu harga-harga melambung tinggi, sehingga padatahun 1966 mahasiswa turun ke jalan untuk mencegah rakyat yangturun. Mereka menuntut Tritura. Jika saat itu rakyat yang turun,mungkin akan terjadi people power seperti yang terjadi di Philipina.Pemerintahanj Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an dan1980-an, namun akhirnya kandas di penghujung 1990-an karenaketimpangan dari pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarnomalah terjadi pergantian sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal,terpimpin, dan sebagainya mewarnai politik Orde Lama. Rakyat muakakan keadaan tersebut. Pemberontakan PKI pun sebagiandikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yangberdasarkan asas sama rata, jadi faktor pemberontakan tersebutadalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dariproklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 sampai masa terjadinyaG30 S PKI. Dizaman orde lama partai yang ikut pemilu sebanyak lebihdari 25 partai peserta pemilu. Masa orde lama ideologi partai berbedaantara yang satu dengan lainnya, ada Nasionalis PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam NU-MASYUMI- PSII-PI PERI, SosialisPSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll. Pelaksanaan Pemilu pada OrdeLama hampir sama seperti sekarang.
1.                  Penerapan Demokrasi Orde Lama 
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkanparadigma yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi olehtajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanandalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya beradadalam suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadimasyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentukimplementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasiladiimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa ordelama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaituperiode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.
Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas,kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia. Namundemikian, Orde Lama pula yang memberikan peluang bagikemungkinan kaburnya identitas tersebut (Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945). Beberapa peristiwa pada Orde Lama yangmengaburkan identitas nasional kita adalah; Pemberontakan PKI padatahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD Sementara1950, Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965.

2.                  Pembentukan Konstituante dan Demokrasi TerpimpinPresiden Soekarno (1950-1959) 
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, padasaat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatuNegara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian,Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, & NegaraSumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuanpada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang DasarSementara Republik Indonesia 1950 yg menganut sistem kabinet parlementer. Era 1950-1959 adalah di mana presiden Soekarno memerintahmenggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara RepublikIndonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950sampai 6 Juli 1959.

3.                  Kabinet-kabinet Era Order Lama
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasipolitik yg tak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
1. 1950-1951-Kabinet Natsir
2. 1951-1952-Kabinet Sukiman-Suwirjo
3. 1952-1953-Kabinet Wilopo
4. 1953-1955-Kabinet Ali Sastroamidjojo I
5. 1955-1956-Kabinet Burhanuddin Harahap
6. 1956-1957-Kabinet Ali Sastroamidjojo II
7. 1957-1959-Kabinet Djuanda

4.      Konstituante, Sistem Parlementer Orde Lama
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar ygbaru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan inibelum juga bisa membuat konstitusi baru. Presiden Soekarnomenyampaikan konsepsi tentang Demokrasi Terpimpin pada DPRhasil pemilu yg berisi ide untuk kembali pada UUD 1945. Akhirnya,Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yg membubarkanKonstituante.
5.      Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Demokrasi TerpimpinDekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah dekrit yg mengakhiri masaparlementer & digunakan kembalinya UUD 1945. Masa sesudah inilazim disebut masa Demokrasi TerpimpinIsi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
- Kembali berlakunya UUD 1945 & tak berlakunya lagi UUDS 1950
- Pembubaran Konstituante
- Pembentukan MPRS & DPAS

6.      Perekonomian Indonesia Masa Orde Lama 
Ketika negara kita sudah merdeka, pada tahun 1945 . Kondisi keadaanperekonomian negara kita sangat buruk, hal itu disebabkan karena :
1. Inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnyalebih dari satu mata uang di negara kita yang sangat tidakterkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RImenyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu matauang De Javashe Bank ,mata uang pemerintah Hindia Belanda,danmata uang pendudukan Jepang. banyaknya uang yang beredar dinegara kita menyebabkan harga-harga di negara kita menjadimeningkat.
2. Adanya blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
3. Kas negara kosong.
4. Ekspliotasi besar-besaran dimasa penjajahan.

7.      Usaha-Usaha yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan ekonomi 

1. Bangsa kita melakukan Program Pinjaman oleh menteri keuanganIR.
2. Upaya melakukan blokade dengan menawarkan bantuan padisebanyak 500.000 ton ke India (karena india merupakan Negara yang mempunyai nasib sama seperti Indonesia yang pernah di jajah) dan india menyerahkan obat-obatan ke Indonesia.
3. Konferensi Ekonomi pada bulan februari 1946, yang tujuannyauntuk memperoleh kesepakatan yang bulat ketika menanggulangimasalah-masalah ekonomi yang mendesar, seperti : masalahproduksi, makanan, sandang.
4. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi ) padatanggal 19 januari 1947.

8.      Pada masa orde lama ada dua pelaksanaan 

1. Masa demokrasi liberal 
 Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer ataudemokrasi liberal. Demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas politik. Ketegangan politik demokrasiliberal atau parlementer disebabkan hal-hal sebagai berikut:
-Dominanya politik aliran maksudnya partai politik yangsangat mementingkan kelompok atau alirannya sendiri dari padamengutamakan kepentingan bangsa
- Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
- Tidak mampunya para anggota konstituante bersidang dalammennetukan dasar negara.
2. Masa demokrasi terpimpin
Menurut Ketepan MPRS no. XVIII/MPRS /1965 demokrasitrepimpin adalah kerakyatan yang dipimpn oleh hikmat
kebijaksamaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Demokrasiterpimpin merupakan kebalikan dari demokrasi liberal dalamkenyataanya demokrasi yang dijalankan Presiden Soekarnomenyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi.Penyimpanyantersebut antara lain:
a. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik
b. Peranan parlemen yang lemah
c. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah
d. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusatdan daerah
e. Terbatasnya kebebasan pers sehingga banyak media masayang tidak dijinkan terbit.

 Akhirnya dari demokrasi terpimpin memuncak denganadanya pemberontakan G 30 S / PKI pada tanggal 30 September1965. Demokrasi terpimpin berakhir karena kegagalan presidenSoekarno dalam mempertahankan keseimbangan antara kekuatanyang ada yaitu PKI dan militer yang sama-sama berpengaruh. PKIingin membentuk angkatan kelima sedangkan militer tidakmenyetujuinya. Akhir dari demokrasi terpimpin ditandai dengandikeluarkannya surat perintah 11 Maret 1966 dari PresidenSoekarno kepada Jenderal Soeharto untuk mengatasi keadaan.
Pada era orde lama (1955-1961), situasi negara Indonesiadiwarnai oleh berbagai macam kemelut ditngkat elit pemerintahan sendiri. Situasi kacau (chaos) dan persaingan diantara elit politikdan militer akhirnya memuncak pada peristiwa pembunuhan 6 jenderal pada 1 Oktober 1965 yang  kemudian diikuti dengandengan krisi politik dan kekacauan sosial. Pada massa inipersoalan hak asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti,bahkan cenderung semakin jauh dari harapan.




D.     Masa Orde Baru
Orde baru adalah masa untuk mengembalikan Pancasila serta juga UUD sebagai pedoman bangsa indonesia, Didalam sejarah lahirnya orde baru dengan melihat tiga point yakni :
  1. Latar belakang lahirnya orde baru,
  2. Perkembangan orde baru
  3. Kebijakan orde baru.

Latar Belakang Lahirnya Orde Baru

Setelah G3OS/PKI itu berhasil ditumpas serta berbagai bukti yang berhasil dikumpulkan Menujukan kearah PKI  ( Partai Komunis Indonesia), kemudian Akhirnya diambil suatu kesimpulan bahwa PKI  ( Partai Komunis Indonesia) merupakan dalang dari gerakang ini, PKI  ( Partai Komunis Indonesia) ialah yang melatar belakangi terjadi peristiwa G30S/PKI. Gerakan tersebut pun menyebabkan rakyat marah terhadap PKI  (Partai Komunis Indonesia)  yang diikuti dengan berbagai demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI dan juga organisasi massanya (ormasnya) serta juga tokoh-tokohnya diberikan sebuah sanksi dengan cara diadili.
Panglima Kostrad atau Pangkopkamtib Mayor Jenderal Soeharto yang diangkat ialah sebagai Menteri,  Panglima Angkatan Darat melakukan suatu tindakan pembersihan terhadap adanya unsur-unsur PKI serta ormasnya. Latar belakang dari lahirnya Orde baru tersebut juga dipelopori Masyarakat luas yang terdiri atas berbagai unsur seperti :
Dukungan dari berbagai Kalangan antara lain ialah :
Berbagai Partai politik,
Berbagai Organisasi massa
Perorangan,
Berbagai Pemuda,
Berbagai mahasiswa,
Berbagai pelajar,
Berbagai kaum wanita
Dari  kalangan-kalangan ini bersama-sama kemudian mendirikan satu kesatuan aksi didalam bentuk Front Pancasila untuk dapat menghancurkan para pendukung G3OS/PKI Front Pancasila itu menduga bahwa PKI adalah dalang dari peristiwa itu serta Front Pancasila juga menuntut untuk dapat dilakukannya penyelesaian politis terhadap mereka yang terlibat didalam gerakan tersebut . Dengan Berbagai Aksi yang datang yang mempunyai Satu tujuan menentang G30S/PKI atau juga  Gerakan pada 30 September tahun 1965 itu di antaranya ialah Kesatuan :
KAMI (Aksi Mahasiswa Indonesia),
KAPI  (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia),
KAPPI ( Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia).
KASI  ( Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia) dan lain sebagainya.
       Dari bermacam kalangan yang menjadi kesatuan yang tergabung didalam Front Pancasila itu kemudian lebih dikenal dengan “Angkatan 66”. Mereka yang tergabung didalam Front Pancasila tersebut mengadakan demonstrasi diberbagai tempat. Front Pancasila tersebutmelanjutkan aksinya pada Gedung Sekretariat Negara di Tanggal 8 Januari tahun 1966 dengan mengajukan suatu penyataan bahwa suatu kebijakan ekonomi pemeritahan tidak boleh di dilaksanakan atau juga dibenarkan,  Lalu Pergerakan Front Pancasila tersebut Berlanjut ke Halaman Gedung DPR-GR yaitu di tanggal 12 Januri tahun 1966 untuk mengajukan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) yang isinya ialah sebagai berikut.
Isi Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)
Pembubaran PKI dan juga organisasi massanya
Pembersihan Kabinet-kabinet Dwikora
Penurunan pada harga-harga barang.
       Di tanggal 15 Januari tahun 1966 diadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora didalam sebuah tempat daerah bogor tepatnya di istana Bogor yang di hadiri dengan wakil-wakil dari mahasiswa. Presiden Republik Indonesia Saat itu yakni Presiden Ir.Soekarno berfikiran timbulnya berbagai gerakan dari para mahasiswa itu didalangi oleh Central Intelligence Agency  (CIA) yang lembaganya tersebut bertempat di negara Amerika serikat.
       Presiden Republik indonesia Ir. Soekarno itu menggemukakan perombakan kabinetnya yaitu di tanggal 21 Februari namun tetapi hal itu tak membuat adanya perubahan yang kemudian membuat hati rakyat senang disebabkan karena  masih banyak dari anggota kabinetnya yang berada didalam G30S/PKI, Kabinet baru dikenal dengan”Seratus Menteri”.
       Di saat pelantikan Kabinet tersebut berbagai kalangan ikut hadir seperti ialah mahasiswa, pelajar, serta juga pemuda mengisi jalan yang tujuan menuju ke arah Istana Merdeka, Aksi itu terjadi di tanggal 24 Februani tahun 1966, Gerakan-Gerakan dari Berbagai kalangan ditahan oleh Pasukan Cakrabirawa dan menyebabakan timbulnya bentrokan dari kedua belah pihak , didalam peristiwa tersebut akhirnya merenggut nyawa seorang mahasiswa Universitas Indonesia yakni Arief Rahman yang meningal didalam peristiwa tersebut.
Perkembangan Kekuasaan Orde Baru
Proses Lahirnya Orde baru Sejarah lahirnya orde baru (Surat perintah 11 Maret tahun 1966 Supersemar) Soeharto kemudian mengatasi keadaan yang serba tidak menentu serta juga keadaan tersebut sangat tak terkendali. Setelah peristiwa G3OS/ PKI, negara Republik Indonesia tersebut kemudian dilanda instabilitas politik akibat dari ketidak tegasnya keputusan keputusan yang diambil didalam perstiwa tersebut oleh dalam Kepemimpinan Presiden Soekarno serta juga terpecah belahnya berbagai partai politik yang menjadi sebuah kelompok yang saling bersiteru antara Pro terhadap presiden serta juga kontra terhadap adanya kebijakan presiden atau juga yang mendukung presiden serta juga  yang menentang presiden, situasi tersebut kemudian semakin membahayakan persatuan bangsa indonesia.
Melihat dari situasi konflik antara pendukung Orde Lama dan Orde Baru semakin bertambah gawat DPR-GR kemudian berpendapat bahwa situasi konflik tersebut harus segera diselesaikan dengan secara konstisional. Di tanggal 3 Februari tahun 1967 DPR- GR menyampaikan resolusi serta juga memorandum yang berisikan anjuran kepada Ketua Presidium Kabinet Ampera supaya  diselenggarakan Sidang Istimewa MPRS. di tanggal 20 Februari tahun 1967, Presiden Soekarno kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Soeharto untuk menggantikan didalam Pemerintahannya itu.
Penyerahan kekuasaan dari  Presiden Soekarno kepada Soeharto tersebut dikukuhkan didalam Sidang Istimewa MPRS. MPRS didalam Ketetapannya No. XXXIIIIMPRS/1967 tersebut mencabut kekuasaan pemerintahan negara serta juga Presiden Soekarno mengangkat Soeharto ialah sebagai Presiden Republik Indonesia. Dengan adanya Ketetapan MPRS tersebut ,
situasi konflik yang merupakan sebagai sumber instabilitas politik tersebut telah berakhir dengan secara konstitusional meskipun situasi konflik tersebut dapat tanggulangi namun tetapi kristalisasi orde baru tersebut belum selesai . Untuk menjadikan indonesia kembali dengan normal dilakukan dengan berbagai cara yang baik serta wajar sehingga mampu untuk dapat mempercepat serta mendorong pembangunan, hal tersebutlah yang pertama kali dilakukan didalam bidang politik untuk berlandaskan kepada Pancasila UUD 1945.
Setelahnya bergantinya kekuasaan itu maka muncullah babak baru didalam sejarah orde baru. Pada dasarnya , Orde Baru adalah suatu tatanan didalam kehidupan rakyat indonesia ,bangsa serta juga negara yang diletakkan ialah sebagai mana mestinya didalam edeologi negara yakni  Pancasila serta kembali menyacu kepada UUD 1945 untuk dapat perbaikan-perbaikan terhadap suatu penyelewengan yang telah terjadi di masa lampau serta membangun kembali kekuatan bangsa indonesia dengan cara menumbuhkan kembali, pembangunan-pembangunan bangsa indonesia, dan juga mengembalikan bangsa indonesia ke jalan yang lurus yang terselewengkan didalam tuntunan yang dikenal ialah sebagai Tri Tuntutan rakyat (Tritura).
Pada dasarnya tuntutan tersebut mengungkapkan Keinginan keinginan rakyat yang mendalam untuk dapat melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi didalam kehidupan dalam  situasi yang kongkret.
Usaha dalam penataan kembali kehidupan politik tersebut dimulai di awal tahun 1968 dengan penyegaran DPR-GR. Penyegaran tersebut bertujuan untuk dapat menumbuhkan hak-hak demokrasi serta juga  mencerminkan kekuatan – kekuatan yang terdapat di dalam masyarakat.
Komposisi anggota DPR tersebut terdiri dari wakil-wakil partai politik serta golongan karya. Tahap selanjutnya ialah  penyederhanaan kehidupan kepartaian kehormatan serta juga  kekaryaan dengan cara Pengelompokkan suatu partai politik serta golongan karya. Usaha tersebut dimulai di tahun 1970 dengan mengadakan suatu serangkaian konsultasi dengan pimpinan Partai politik tersebut.
Lahirlah 3 kelompok di DPR
Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri serta juga partai-partai PNI, Parkindo, Katolik IPKI, dan juga Murba.
Kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri serta  partai-partai NU, Partai Muslimin Indonesia, Ps11 serta juga Perti.
Sedangkan kelompok organisasi profesi ialah seperti organisasi buruh, organisasi pemudaorganisasitani serta juga nelayan organisasi seniman dan lain sebagainya yang tergabung dalam kelompok Golongan Karya.
Kebijakan Pemerintah Orde Baru
Setelah berhasil mengembalikan kondisi politik bangsa Indonesia yang kemudian mengambil langkah selanjutnya yang dilaksanakan didalam Pembangunan-Pembangunan diseluruh Republik Indonesia yang dapat dikatakan berskala Nasional. Didalam Pembangunan berskala Nasional tersebut yang diharuskan terealisasinya di zaman orde baru dengan melalui Pembangunan Dalam waktu yang cukup lama atau panjang serta juga pembangunan yang singkat atau dalam jangka pendek tersebut dirancang dengan melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita).
Tiap-tiap pelita tersebut mempunyai misi pembangunan dalam rangka untuk mencapai tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia. Untuk memberikan arah didalam usaha untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut maka MPR sudah menetapkan GBHN  (Garis-garis Besar Haluan Negara) sejak 1973. GBHN adalah suatu pola umum pembangunan nasional dengan berbagai rangkaian program.
GBHN tersebut direncanakan didalam pembangunan 5 tahun (Repelita) yang berisikan program-program konkret yang akan dilaksanakan didalam kurun waktu 5 tahun. dalam Pelaksanaan Repelita yang bertujuan untuk melakukan Pembangunan yang berskala nasional  yang dimulai sejak di 1969. Pembangunan itu tidak terlepas dalam Trilogi Pembangunan, berikut ini Trilogi pembangunan.
Trilogi Pembangunan
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis.
Selain itu dikumandangkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai akibat pelaksanaan pembangunan tidak akan bermakna apabila tidak diiringi dalam memeratakan pembangunan di indonesia, Oleh karna itu dicetuskanlah Pelita III yang isinya sebagai berikut.
Pelita III didalam pemerintahan Orde baru terdiri dari Delapan Jalur Pemerataan yakni:
Pemerataan pemenuhan kebutuhan utama suatu rakyat yaitu kebutuhan pangan, sandang serta juga kebutuhan tempat tinggal atau juga perumahan
Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan serta pelayanan kesehatan.
Pemerataan pembagian dalam pendapatan.
Pemerataan dalam kesempatan kerja.
Pemerataan dalam kesempatan berusaha.
Pemerataan dalam kesempatan berpartisipasi dibidang pembangunan terhadap suatu generasi-generasi bangsa yaitu generasi muda serta generasi kaum wanita.
Pemerataan dalam penyebaran pembangunan di seluruh wilayah di tanah air.
Pemerataan dalam kesempatan memperoleh keadilan.

Peristiwa-Peristiwa Politik Penting Pada Masa Orde Baru
1.        Mengakhiri Konfrontasi dengan Malaysia
Di masa pemerintahan Presiden Soekarno, dibentuk suatu Dwikora (Dwi Komando Rakyat) dengan alasan ialah untuk membantu perjuangan rakyat di Kalimantan Utara. Dwikora tersebut langsung berada di bawah komando Presiden Soekarno. Dwikora itu mempunyai tugas ialah membantu rakyat dan juga memerangi neokolonialisme serta neoimperialisme. tetapi, gerakan tersebut belum berhasil terlaksana, disebabkan karena bangsa Indonesia itu dikejutkan dengan meletusnya peristiwa G3OS/PKI.
Peristiwa G3OS/PKI tersebut menyebabkan pusat perhatian pemerintah Indonesia itu tertuju dalam penyelesaian masalah dalam negeri.pada saat  pemerintahan Indonesia berada di tangan Jenderal Soeharto, zaman itu dimulai masa pemerintahan Orde Baru. Di masa pemerintahan Soeharto ialah sebagai Pejabat Presiden hubungan diplomatik dengan Malaysia dengan melalui kembali dijalin.
Normalisasi suatu hubungan Indonesia—Malaysia berhasil dicapai supaya dengan ditandatanganinya Jakarta di tanggal 11 Agustus  tahun1966. Hal tersebut dilanjutkan dengan penempatan suatu perwakilan pemerintahan di masing-masing negara.
2.        Kembalinya menjadi anggota PBB
Selama masa kekuasaan Presiden Soekarno tersebut, Indonesia menyatakan untuk keluar dari keanggotanan PBB akibat dari terpilihnya Malaysia ialah sebagai calon kuat Dewan Keamanan PBB padahal Malaysia tersebut adalah negara boneka Inggris. Maka dengan itu Indonesia kemudian mengancam akan keluar apabila PBB tetap mencalonkan Malaysia untuk menjadi anggota dewan Keamanan.
Setelah masa pemerintahan berada dibawah kendali Soeharto, Indonesia kemudian menyatakan kembali menjadi anggota PBB serta juga  melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh PBB yakni di tanggal 28 september tahun 1966.
3.      Pendirian ASEAN
Negara Indonesia tersebut perlu menjalin hubungan kerja sama dengan negara lain dengan secara regional ataupun dengan global dengan melalui Organisasi ASEAN. Tujuan awalnya dari didirikannya ASEAN adalah untuk dapat membendung paham komunis. serta hubungan kerja sama yang dijalin antar negara daro anggota ASEAN hampir merambah kearah sektor ekonomi, politik, sosial serta juga  budaya.
4.      Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia
Wilayah timor timur adalah koloni portugas sejak diabad ke 16 tetapi jaraknya yang cukup jauh maka wilayah Timor Timur tersebut tidak diperhatikan oleh pemerintahan portugis. Di tahun 1975 terjadi suatu kekacauan yangmana tidak jelasnya pemerintahan tersebut untuk meredakan kekacauan yang terjadi di Timor timur sebagaian masyakarat timor-timur tersebut menginginkan bergabung dengan indonesia serta para partai politik di Timor-timur oleh sebab itu Timor-timor dengan secara resmi bergabung di republik indonesia di bulan juli tahun 1976 di masa pemerintahan presiden soeharto tetapi ada juga partai politik yang tidak setuju dengan hal tersebut yaitu fretilin yang terus-menerus memperjuangkan hak-haknya.
Dan pada saaat presiden habibie menjabat sebagai presiden RI 1999, ia merasa bahwa Timor-timur tersebut merupakan duri didalam daging yang memberikan 2(dua) pilihan yakni bersatu atau berpisah. Dengan digelarnya suatu ajak pendapat. pada akhirnya Timor-timur tersebut resmi keluar dari negara kesatuan Republik Indonesia serta membentuk sendiri negara dengan nama Republik Demokrasi Timor Lorose atau juga Timor timur.




BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Berdasarkan uraian bahasan “Sejarah Bangsa Indonesia” dapat disimpulkan bahwa:
1.        Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan detik-detik proklamasi. Pada peristiwa Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Mereka didesak untuk segera memproklamasikan negara Indonesia merdeka.
2.        Perumusan teks proklamasi dilakukan tanggal 16 Agustus 1945 di rumah laksamana Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol no. 1 Jakarta. Para perumus teks Proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad soebardjo. Teks Proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik. Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at, di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi).
3.        Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
4.        Sesuai dengan pernyataan politik yang dikeluarkan oleh ratu Belanda Wilhelmina tanggal 6 Desember 1942, maka Belanda bermaksud kembali lagi ke daerah jajahannya, kembali sehabis Perang Dunia II. Belanda datang ke Indonesia sebagai pegawai-pegawai NICA yang bersama-sama dengan Inggris mendarat pada tanggal 24 Agustus 1945.
5.        Setelah kemerdekaan dikumandangkan peristiwa-peristiwa heroik pun tidak terbendungkan di berbagai daerah yaitu : Pertempuran lima hari di Semarang, Pertempuran Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Pertempuran Bandung Lautan Api, Pertempuran Margarana, Pertempuran Laut Aru, Tindakan Heroik di Yogyakarta, Peristiwa 11 Nopember 1946 di Sulawesi Selatan, Tindakan Heroik di Aceh, Tindakan Heroik di Palembang, Tindakan Heroik di Kalimantan, Peristiwa Merah Putih di Manado, Tindakan Heroik di Nusa Tenggara, Tindakan Heroik di Papua, Tindakan Heroik di Padang dan Bukit Tinggi, Tindakan Heroik di Surakarta, Tindakan Heroik di Pulau Sumbawa, dan Tindakan Heroik di Lampung.
6.        Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966.
7.        Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.
8.        Orde Baru adalah era pemerintahan Soeharto dari tahun 1966-1998 yang menggantikan Orde Lama yaitu pada masa pemerintahan Soekarno.
9.        Perombakan besar pada masa orde baru oleh Soeharto berpengaruh besar pada majunya Negara Indonesia, namun seiring dengan banyaknya korupsi merajalela pada zaman itu ada pula pengaruh negatifnya.
10.    Era reformasi adalah era pemerintahan dari turunnya Soeharto yaitu B.J. Habibie sampai pemerintahan ini dari tahun 1998 sampai sekarang.
11.    Pada era reformasi ini diberlakukanya pemilihan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dibawah pemerintahan B.J. Habibie (pertama kalinya)
12.    Pada masa era reformasi orang bebas mengemukakan pendapatnya baik dalam rapat-rapat umum atau unjuk rasa (demonstrasi) dan dikeluarkanyan UU No. 9 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.





DAFTAR PUSTAKA

(Sumber: Sejarah untuk SMA kelas XII jilid 3, Penerbit erlangga, Penulis : Drs. Iwayan Badrika, M.Si hal : 122-126 )


Comments