Sumber: https://altsaqafah.id/esai/ilmu-adab-ki-hajar-dewantara/ |
SEBAGAI SEORANG GURU
GURU.
Profesi ini memanggil langkah saya semenjak lulus dari bangku SMK. Selain atas
permintaan orang tua, ada satu figur guru yang juga memotivasi saya, namanya
Ibu Delisbeth. Seorang guru matematika yang sekarang menjabat sebagai kepala
sekolah di salah satu SMK negeri di kota Tanjungpinang. Semangatya beliau dalam
memberikan pendidikan dan pengajaran, mengatarkan saya untuk menjadi seorang
guru.
Sebagaimana
pepatah terkenal yang dikeluarkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan
Indonesia yang berbunyi Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut
Wuri Handayani. Yang mana dapat didefinisikan, Di depan memberi contoh, di
tengah memberi arahan dan di belakang memberi dorongan atau motivasi. Begitulah
mulianya seorang guru dalam memberikan pendidikan dan pengajaran. Hal yang saya
ketahui dari pendidikan adalah cara guru menuntun, membimbing peserta didik
dalam menyikapi situasi dan kondisi dalam setiap perkembangan. Sedangkan
pengajaran yaitu proses guru memberikan ilmunya yang bermanfaat untuk kecakapan
hidup peserta didik. Pendidikan dan pengajaran adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, sampai pada guru dapat memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya.
Pemikiran
Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini sangat relevan.
Anak-anak di sekolah tempat saya bertugas, perlu diperhatikan untuk mengenal
lebih dalam tentang diri mereka secara utuh. Anak-anak perlu dirangkul untuk
kita mengetahui motivasi yang ada di dalam dirinya. Baik itu motivasinya dalam
belajar dan berkarya. Terkadang, perbedaan usia dan gaya belajar guru zaman
dahulu masih saja kita terapkan di pendidikan masa kini. Kita sebagai guru
perlu belajar dari sudut pandang mereka dengan perkembangan teknologi yang
sangat pesat saat ini.
Semenjak
menjalani profesi guru dari tahun 2010 sampai hari ini, saya terus berproses
memberikan pengajaran dan pendidikan yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar
Dewantara. Saya selalu berusaha memerdekakan anak-anak dalam berpikir,
mengeluarkan argumen dalam memberikan sudut pandang dari materi yang
dipelajari. Menerapkan pola gilir dalam berbicara lalu bertumbuh dalam kelompok
yang ditentukan bersama. Menurut saya, dengan memberikan kesempatan mereka
berargumen, maka mereka akan belajar kritis dalam kehidupannya.
Harapan
saya setelah mempelajari modul ini adalah saya dapat mengelola kelas agar lebih
disukai oleh peserta didik dalam memberikan pendidikan dan pengajaran. Melihat
situasi di lapangan, dengan kondisi peserta didik yang hobi bermain game dan
ada beberapa yang kecanduan bermain game, itu menjadi tantangan bagi
saya yang mengajar bidang studi Bahasa Indonesia. Menurut persepsi mereka,
pelajaran ini tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupannya. Maka saya perlu
belajar lebih banyak untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif dan
menyenangkan.
Harapan
yang saya dambakan untuk murid-murid setelah mempelajari modul ini adalah dapat
menikmati dan menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Murid-murid lebih
terbuka lagi dengan dirinya dalam mengemukakan pendapat dan pembelajaran yang
mereka harapkan. Saya mengharapkan murid-murid dapat memerdekakan dirinya dalam
berpikir, bertindak dan berkarya.
Kegiatan,
materi dan manfaat yang saya harapkan dalam modul ini adalah materi yang berkaitan
dengan pengelolaan kelas dan model pembelajaran di dalam kelas. Saya juga
mengharapkan adanya kegiatan berbagi dan bertukar pendapat seputar permasalahan
yang dialami dalam memberikan pendidikan dan pengajaran.
Comments
Post a Comment
BC Adetya Rakasihwi - tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE