A. DEFINISI NEGOSIASI
Definisi negosiasi secara formal dapat
diartikan sebagai suatu bentuk pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih
untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara
dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar
menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan ijab kabul dari sebuah proses
interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan
menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama.
· Keterampilan
– keterampilan dasar
Berikut ini adalah
keterampilan-keterampilan dasar dalam bernegosiasi yaitu :
1. Ketajaman
pikiran / kelihaian
2. Kesabaran
3. Kemampuan
Beradaptasi
4. Daya tahan
5. Kemampuan
bersosialisasi
6.
Konsentrasi
7. Kemampuan
berkomunikasi
8. Memiliki
selera humor
· Kriteria
Negosiasi
Adapun criteria dalam melakukan negosiasi
antara lain :
1. Ada pihak
– pihak yang terlibat
2. Ada tujuan
yang hendak dicapai setiap pihak
3. Ada
permasalahan yang dibahas
4. Ada proses
tawar-menawar
5. Ada
harapan mencapai kesepakatan
B. LANGKAH – LANGKAH DALAM
MELAKUKAN NEGOSIASI
1. Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi
adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi
negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya
diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita
lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin
kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita
bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak
memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak
lainnya.
Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah
kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara
yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai
teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious reprogramming) kita dapat
melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah
melakukannya
berkali-kali secara mental, kita menjadi
lebih siap dan percaya diri.
a.
Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah
yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang
tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan
baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan
kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita
kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive
(tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah
satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal
tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut
ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:
a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan
anda ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan
terlebih dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang
pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal,
mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan
antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain
memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan
dasar untuk membangun rasa percaya.
b. Memulai
proses negosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses
negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau
tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita
tersebut adalah:
a.
Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi
pokok
negosiasi;
b. Sampaikan
pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh
percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda
berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau
tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi
anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you
that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan
sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses
negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi
tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan
teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh
dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan
pembicara dan
kita berada dalam kondisi yang relaks namun
penuh perhatian.
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu
proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ).
TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual
(Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer).
Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic
Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price,
Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada isi pembeli.
Kesepakatan kedua belah pihak yang paling
baik adalah terjadi di dalam wilayah
yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi
oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan
terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah
Final Offer Zone.
Babak terakhir dalam proses negosiasi
adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan
biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan
(deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk
melaksanakannya.
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi
tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau
salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan
harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita
tidak bertepuk sebelah tangan.
Karena itu, penting sekali dalam awal-awal
negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang
disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika
sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk
mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita.
Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation
dan arbitration melalui pihak ketiga.
Demikian sekilas mengenai negosiasi, yang
tentunya masih banyak hal lain yang tidak bisa dikupas dalam artikel pendek.
Yang penting bagi kita selaku praktisi Mandiri, kita harus tahu bahwa negosiasi
bukan hal yang asing.
Setiap kita adalah negosiator dan kita
melakukannya setiap hari setiap saat. Selain itu negosiasi memerlukan karakter
(artinya menggunakan seluruh hati dan pikiran kita), memerlukan penguasaan
metoda atau pun teknik-tekniknya dan memerlukan kebiasaan dalam membangun
perilaku bernegosiasi yang baik dan benar.
C NEGOSIASI ANTARA PENJUAL DAN
PEMBELI
CONTOH 1
Penjual : Mau cari Apa Mas?
Deni : Hmm, Baju yang ini harganya berapa ya?
Penjual : Kalau yang ini harganya 150.000
Deni : Wah ko' mahal sekali Mba?
Penjual : Iya, soalnya bahannya bagus dan juga limited edition
Deni : Iya memang benar bahannya bagus, tapi apakah harganya tidak bisa kurang?
Penjual : Baiklah saya kurangi,jadi 145.000 gimana?
Deni : Wah itu masih kemahalan Mba, kurangi sedikit lagi Mba
Penjual : Ga bisa Mas ini saja sudah murah
Deni : Gimana kalau 140.000 Mba?
Penjual : Ga bisa Mas, itu sudah paling murah
Deni : Ayolah Mba ini buat oleh-oleh saya di rumah
Penjual : Baiklah buat Mas saya bolehkan, mau beli apalagi?
Deni : Tidak ini saja, ini Uangnya.
Penjual : Ya, terimakasih
Deni : sama-sama
CONTOH 2
1. Penjual : Good
morning, Mam. Selamat pagi.2. Pembeli : Selamat pagi.
3. Penjual : Mari, mau beli apa?
4. Pembeli : Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?
5. Penjual : Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?(Penjual menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)
6. Pembeli : Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?
7. Penjual : Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.
8. Pembeli : Ya, dari kayu tidak apa-apa.(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)
9. Penjual : Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.
10. Pembeli : Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
11. Penjual : Tiga ratus ribu.
12. Pembeli : Wah, mahal. Dua ratus ribu ya?
13. Penjual : Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat lain lebih mahal.
14. Pembeli : Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.
15. Penjual : Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
16. Pembeli : Dua ratus tujuh puluh lima ribu.
17. Penjual : Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?18. Pembeli : Tidak. Itu saja. Ini uangnya.(Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memberikan uang pas).
19. Penjual : Ya, terima kasih.
20. Pembeli : Terima kasih. Bye, bye.
21. Penjual : Have a nice day.(Pembeli pergi meninggalkan kios itu)
Comments
Post a Comment
BC Adetya Rakasihwi - tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE