TEKS NARASI
Teks naratif: teks rekaan yang berisi
komplikasi yang menimbulkan masalah yang memerlukan waktu untuk melakukan
evaluasi agar dapat memecahkan masalah tersebut.
Ciri-ciri:
Ditata dengan Struktur teks: Abstrak,
Orientasi, Komplikasi, Evaluasi, Resolusi, Koda,
Pada umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat,
legenda, cerita pendek, novel, atau drama,
Menampilkan partisipan saling bergesekan,
sehingga timbullah konflik,
Menunjukkan bahwa konflik dievaluasi untuk
mendapatkan solusi.
Contoh: Sahabat
Sejati
Abstrak
Betapa
enak menjadi anak orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi.
Karena semua tersedia.
Orientasi
Seperti
Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil
mewah dengan sopir pribadi.
Meskipun
demikian, ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah.
Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul.
Seperti
pada kawan-kawan, Iwan yang datang ke rumah. Mereka menyambutnya secara
kekeluargaan sehingga kawannya banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
|
Kedatangan
mereka disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon
tatkala bertemu Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.
Semula
Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak
memberi tahu lebih dulu kalau mau pindah ke desa.
“Sorry,
ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!” “Ah tak apa-apa. Yang penting aku
merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Resolusi
Setelah
omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang
tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak berkeberatan, dan menyerahkan
segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini,
Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke
Bandung. Kami anggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana
Mon, apakah kamu mau?” tanya Papa.
“Soal
sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan
kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah
kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya
mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Koda
Kemudian,
Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat dan memeluk Iwan. Tampak mata
Iwan dan Momon berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.
Akhirnya,
mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang
tak terpisahkan.
Kini
Momon tinggal di rumah Iwan, sedangkan orang tuanya masih tetap di desa.
Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua.
Oleh
Suhartono Bobo No.35/XXVI
(http://www.diaryremaja.com/cerpen-sahabat-sejati.html)
|
Comments
Post a Comment
BC Adetya Rakasihwi - tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE