TEKS ANEKDOT
Teks anekdot: teks rekaan yang berisi
peristiwa yang membuat partisipan yang mengalaminya jengkel atau konyol
(apabila negatif) dan gembira yang berlebihan (apabila positif)
Ciri-ciri:
Ditata dengan struktur teks: Abstrak,
Orientasi, Krisis, Reaksi, Koda (pilihan)
Mengandung muatan interpersonal bahwa
perasaan jengkel dan konyol merupakan krisis yang ditanggapi dengan
reaksi kepada pihak lain mengenai pertentangan antara
nyaman/tidak nyaman, aman/tidak aman, puas/frustrasi, dan tercapai/gagal,
Menampilkan partisipan yang cenderung
menyalahkan pihak lain (apabila negatif) atau merasa terbantu olehnya (apabila
positif),
Dalam hal yang negatif, sering dijadikan
alat kritik.
Contoh:
KUHAP dalam Anekdot
1.
Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan
kuliah hukum pidana (Abstrak).
2.
Suasana kelas biasa-biasa saja (Orientasi)
3.
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “Apa
kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan
melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara
Ali tadi,” pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!” (Krisis)
4. Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya
menggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad,
“Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan
pak dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman
adalah guru yang terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang.
Mereka berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak. (Reaksi)
4 Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal. (Koda)
(Diadaptasi dari
http://fuadusfa4.blogspot.com/2010/02/anekdot-hukum.html)
Contoh:
Kejadian di Rumah Susun
Abstrak
Saya tinggal di
rumah susun. Saya mempunyai pengalaman yang memalukan tadi pagi.
Orientasi
Tetangga sepasang
suami isteri yang tinggal di lantai bawah saya tadi malam menyelenggarakan
pesta bersama teman-teman mereka. Tadi malam mereka sangat gaduh, isteri saya
terbangun berkali-kali, tetapi tidaklah mengapa.
Krisis
Lalu tadi pagi
terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan keluar kami. Saya mengira bahwa
mobil itu milik seseorang yang ikut pesta tadi malam. Saya mengetuk pintu
tetangga saya itu. Saya ketuk pintunya berkali-kali, tetapi tak seorang pun
keluar.
Saya kira mereka
masih tertidur karena mereka berpesta-pora sampai larut malam, sehingga saya
ketuk-ketuk terus dengan keras: pintu, jendela, dan apa pun yang dapat saya
ketuk dalam jangkauan. Akhirnya, seorang laki-laki terbangun dan melongok
keluar jendela. Saya menjelaskan persoalan yang terjadi. Ternyata, pesta tadi
malam itu bukan pestanya. Rumah susun ini terbagi menjadi dua sisi, dan itu
adalah pesta orang yang tinggal di sisi sebelah belakang.
Reaksi
Lelaki itu terlihat
tidak berkenan, karena, seperti saya dan Jane, ia juga tidak dapat tidur
semalam, terganggu oleh pesta tetangga di sisi sebelah lain itu!
Koda
Saya masih belum
tahu mobil siapa yang menghalangi jalan keluar kami itu.
|
Comments
Post a Comment
BC Adetya Rakasihwi - tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE