Pengertian Nilai
Pepper (dalam Soelaeman, 2005:35) mengatakan bahwa
nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk. Sejalan dengan
pengertian tersebut, Soelaeman (2005) juga menambahkan bahwa nilai adalah
sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu
yang baik atau yang buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau maksud dari
berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat.
Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006:117) mengungkapkan
nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia baik jasmani maupun rohani.
Sedangkan Soekanto (1983:161) menyatakan, nilai-nilai merupakan abstraksi dari
pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan sesamanya. Nilai merupakan
petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, nilai dapat dikatkan
sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia. Persahabatan sebagai nilai (positif/baik) tidak akan berubah esensinya
manakala ada pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah
suatu ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas pengertian
nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam
kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam
kehidupan bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk),
logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek).
Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani “Paedogogike”, yang terdiri atas kata “Pais” yang
berarti Anak” dan kata “Ago” yang
berarti “Aku membimbing”. paedogogike berarti
aku membimbing anak Hadi (dalam Amalia, 2010). Purwanto (dalam Amalia, 2010)
juga menyatakan bahwa pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam
pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya
ke arah kedewasaan. Hakikat pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak didik,
maka seorang pendidik haruslah orang yang dewasa, karena tidak mungkin dapat
mendewasakan anak didik jika pendidiknya sendiri belum dewasa. Adler (dalam
Amalia, 2010) mengartikan pendidikan sebagai proses dimana seluruh kemampuan
manusia dipengaruhi oleh pembiasaan yang baik untuk untuk membantu orang lain
dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan yang baik.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat
dirumuskan bahwa nilai pendidikan merupakan batasan segala sesuatu yang
mendidik ke arah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi
kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Proses pendidikan bukan
berarti hanya dapat dilakukan dalam satu tempat dan suatu waktu. Dihubungkan
dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai pendidikan diarahkan pada
pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius, dan
berbudaya.
Macam-macam Nilai Pendidikan
- Nilai Pendidikan Religius
Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala
secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi
kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia
secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan (Rosyadi, dalam
Amalia, 2010). Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih
baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius
yang terkandung dalam karya seni dimaksudkan agar penikmat karya tersebut
mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada
nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam seni bersifat individual dan
personal.
Semi (1993:21) juga menambahkan, kita tidak mengerti
hasil-hasil kebudayaanya, kecuali bila kita paham akan kepercayaan atau agama
yang mengilhaminya. Religi lebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu
sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai religius
yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada
kepercayaan atau keyakinan manusia.
2. Nilai Pendidikan Moral
Moral merupakan makna yang terkandung dalam karya
seni, yang disaratkan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk
yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupaka moral (Kenny dalam
Nurgiyantoro, 2005: 320). Hasbullah (dalam Amalia, 2010) menyatakan bahwa,
moral merupakan kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Nilai moral yang terkandung dalam karya seni bertujuan untuk mendidik manusia
agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa
yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu
tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan
bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar. Uzey
(2009) berpendapat bahwa nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu
nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu
berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral
berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang
lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
pendidikan moral menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat
dari seorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku.
3. Nilai Pendidikan
Sosial
Kata “sosial” berarti hal-hal yang berkenaan dengan
masyarakat/ kepentingan umum. Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang
dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial
brupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada
hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat
antar individu. Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni dapat dilihat
dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan (Rosyadi, dalam
Amalia, 2010). Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya
kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan
individu lainnya.
Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu
dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus
bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi
tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Dalam masyarakatIndonesiayang sangat
beraneka ragam coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting
untuk menjaga keseimbangan masyarakat. Sejalan dengan tersebut nilai sosial
dapat diartikan sebagai landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang
benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk
mendorong dan mengarahkan individu agar berbuat sesuai norma yang berlaku.
Uzey (2009) juga berpendapat bahwa nilai pendidikan
sosial mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan benda, cara untuk
mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran,
keindahan, dan nilai ketuhanan. Jadi nilai pendidikan sosial dapat disimpulkan
sebagai kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi
perilaku seseorang yang memiliki nilai tersebut. Nilai pendidikan sosial juga
merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat
dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting.
4. Nilai Pendidikan
Budaya
Nilai-nilai budaya menurut merupakan sesuatu yang
dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang
belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain
sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat
dan kebudayaannya. Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari
adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan
nilai budaya lain dalam waktu singkat. (Rosyadi, dalam Amalia, 2010).
Uzey (2009) berpendapat mengenai pemahaman tentang
nilai budaya dalam kehidupan manusia diperoleh karena manusia memaknai ruang
dan waktu. Makna itu akan bersifat intersubyektif karena ditumbuh-kembangkan
secara individual, namun dihayati secara bersama, diterima, dan disetujui oleh
masyarakat hingga menjadi latar budaya yang terpadu bagi fenomena yang
digambarkan.
Sistem nilai budaya merupakan inti kebudayaan, sebagai
intinya ia akan mempengaruhi dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur
permukaan dari kehidupan manusia yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala
dan benda-benda sebagai kesatuan material. Sistem nilai budaya terdiri dari
konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam
hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai
pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sistem nilai pendidikan budaya merupakan nilai yang menempati posisi sentral
dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang sifatnya abstrak dan hanya
dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan pada gejala-gejala yang
lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari
penuangan konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola.
Comments
Post a Comment
BC Adetya Rakasihwi - tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE