Contoh Karya Tulis Bertema Pemuda



PEMUDA SEBAGAI LEVERANSIR MENGGARANGKAN EKONOMI

Seiring  perkembangan  zaman di era globalisasi saat ini turut mengiringi adanya trend yang semakin dinamis dan selalu diwarnai oleh ketidakteraturan dan ketidakpastian. Kondisi ini memunculkan kecenderungan permasalahan baru yang semakin beragam dan multidimensional. Permasalahan ekonomi merupakan dampak dari adanya globalisasi. Sektor ekonomi berpengaruh pada peran pemuda dalam pembangunan bangsa ini. Bangsa Indonesia, bangsa ini akan maju dan berkembang apabila pemuda mampu melebur dalam perkembangan arus globalisasi.
Pemuda merupakan tolak ukur  sebagai sumber daya manusia untuk pembangunan saat ini maupun masa yang akan datang. Seperti kata-kata mutiara dari proklamator Indonesia, Bung Karno pernah menyatakan dalam orasinya "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Dapat kita maknai bersama kata-kata tersebut, bahwa begitu dahsyatnya pemuda untuk membangun bumi pertiwi ini. Pemuda mampu berperan sebagai pujangga utama yang mampu mencapai puncak klimaks dalam drama nusantara. Pemuda dituntut untuk memiliki wawasan, gagasan, dan kecakapan dalam mengambil alih peran sebuah kemajuan. Pemuda adalah mereka yang takut akan kekalahan dan mereka yang berani bangkit setelahnya untuk sebuah ‘kemenangan’. Pemuda mampu menjadi praktisi, politisi, hingga penggerak ekonomi.  
Sektor ekonomi sebagai suatu bagian penting yang melandasi pergerakan dan perkembangan suatu bangsa. Ekonomi mengatur sendi-sendi kehidupan manusia sebagai warga negara dan menatanya menjadi suatu sistem yang tepat untuk menggerakkan kehidupan penduduknya. Sebuah keniscayaan bahwa dalam perkembangan peradaban manusia akan senantiasa dibarengi dengan perkembangan suatu sistem perekonomian yang bertumpu pada potensi pemuda, potensi alam, potensi sosial dan budaya. Perubahan pandangan serta paradigma manusia menggagas suatu pola sistem manusia mengagas suatu pola sistem ekonomi, kemudian dikemukakan oleh para ilmuwan ekonom yang berujung pada pemetaan sistem ekonomi. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya teori-teori yang mengemukakan fase perkembangan ekonomi yang terdiri dari empat bagian yang sesuai dengan perkembangan globalisasi.
Fase pertama adalah fase Agriculture Economic, yang menjadikan sumber daya alam sebagai tumpuan utama bagi pemuda dalam menggerakkan roda perkenomian dengan bertani, berkebun, beternak dan lain sebagainya. Fase kedua yaitu Industrial Economic, dimana berkolaborasinya potensi daya cipta kreasi pemuda dengan potensi sumber daya alam yang tersedia. Perkembangan ekonomi di bidang jasa, industri, dan perdagangan pada masa ini yang kemudian menjadi momentum bagi generasi muda akan dimulainya peradaban era modernisasi. 
Fase berikutnya adalah Digital/Knowledge Economy, atau yang lebih populer dengan era teknologi informasi, dimana kecanggihan teknologi menjadi pemicu utama dalam pertumbuhan ekonomi. Peralihan tersebut disebabkan oleh semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya potensi sumber daya manusia serta menjadi solusi terhadap ketergantungan manusia pada sumber daya alam yang secara kuantitas maupun kualitas sudah sangat terbatas. Dan fase terakhir adalah masa yang baru saja dimulai yakni Creative Economic, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang kian pesat, dimana dapat memanfaatkan segala aspek kehidupan dengan mengandalkan teknologi.
Semakin kompleksnya problematika kehidupan manusia saat ini, kemudian mengharuskan peran para pemuda untuk tampil pada posisi paling depan dalam menciptakan sumber ekonomi sendiri. Pada era kreativitas serta inovasi ini, para generasi muda mendapatkan tugas utama sebagai mobilisator pertumbuhan ekonomi nasional maupun global. Ekonomi kreatif kemudian dijadikan jalan alternatif yang cukup menjanjikan bagi generasi muda agar masyarakat dapat hidup lebih sejahtera. Ekonomi kreatif didefinisikan sebagai suatu aktivitas ekonomi yang memanfaatkan kreativitas, inovasi, keterampilan serta bakat yang menjadi potensi masing-masing individu yang bernilai tambah secara finansial.
Kini di seluruh dunia, industri kreatif menjadi bagian penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi global yang terus memperlihatkan perkembangan pada arah positif seiring dengan  perkembangan peradaban dunia, model industri ekonomi kreatif suatu formula yang berfungsi menghubungkan antara kebudayaan, bisnis, dan teknologi. Bahkan menurut data pertumbuhan ekonomi di semua negara pada tahun 2013 menunjukkan pertumbuhan ekonomi kreatif lebih besar diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi global, termasuk pada penciptaan lapangan kerja, nilai usaha, jumlah usaha dan peningkatan volume ekspor produk industri kreatif.
Dalam perjalanannya ekonomi kreatif di Indonesia menunjukkan performa yang sangat positif, dengan berbagai regulasi dan kebijakan yang sangat pro terhadap pelaku ekonomi kreatif, bahkan saat ini pemerintah memberi porsi khusus pada penggiat sektor ekonomi kreatif. Seperti adanya paket kebijakan ekomoni Jokowi-JK terkait ekonomi ke kreativi. Dan juga terbentuknya Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia yang konsen bekerja untuk mengawal dan mendampingi pelaku Industri kreatif serta komunitas kreatif. 
Dengan dibentuknya suatu wadah pelaku industri kreatif oleh presiden republik Indonesia ini, mampu mewadahi para pemuda untuk menggiatkannya. Apabila kita mengkaji ulang tentang perkembangan pemuda Indonesia berdasarkan data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU No.40 Tahun 2009 tentang kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 orang (BPS, 2014).
Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar. Ditambah lagi dengan waktu dekat ini mulai Tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa. 
Bonus demografi menjadi window opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035. 
Kini pemuda Indonesia telah masuk pada masa keemasan. Untuk itu, sejak 2015 Indonesia dan negara-negara di Asean telah memasuki babak baru yakni diterapkannya Asean Economic Community atau Masyarakat Ekonomi Asean, dimana tidak ada lagi sekat antar negara dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Salah satu solusi tepat dalam menghadapi MEA dewasa ini, dengan menjadikan industri kreatif sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana kita bahwa ketahui bahwa dalam menjalankan industri kreatif dibutuhkan daya kreativitas, keberanian dalam keluar dari zona nyaman, inovasi yang cerdas, serta berwawasan luas sehingga mampu memahami kebutuhan pasar dinegara-negara Asean lainnya. Dan dibutuhkan semua itu dibutuhkan sumber daya manusia yang sehat, kuat dan enerjik, dan ciri tersebut ada pada sosok pemuda-pemuda Indonesia. Olehnya itu, mengapa pemuda harus memegang peranan sentral dalam menjalankan dan menyongsong MEA.
Sebagai tumpuan masa depan bangsa, dinamika pemuda hari ini kemudian menjadi gambaran dinamika masa depan. Pemuda Indonesia atau mungkin saja juga dialami oleh pemuda negara lain, dengan berbagai macam masalah yang disebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat. Pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, serta kenakalan remaja lainnya. Kemajuan teknologi informasipun tak selalu berdampak positif, setidaknya dapat dilihat pada tingkah laku remaja, pemuda dan bahkan juga mempengaruhi para orang tua dengan sikap acuh dan tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut akhirnya menggerus nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi falsafah hidup para pendahulu kita.
Namun dari sekian banyak deretan masalah yang kemudian disebut penyimpangan dan perbuatan negatif akibat ulah dan perilaku pemuda, harapan akan lahirnya generasi-generasi terbaik yang siap menjawab tantangan situasi dunia masih sangat banyak. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya sosok pemuda sukses dengan talenta kreativitas serta inovasi dalam berkarya dengan setumpuk cerita yang menginspirasi pemuda-pemuda lainnya. Beberapa pemuda yang berhasil mencuri perhatian banyak orang itu antara lain, Nadiem Makarim, dengan bisnis Go-Jek yang sedang naik daun, Andrew Darwis pendiri situs forum terbesar di Indonesia bernama Kaskus, Harry Akbar bisnis batik yang mengharumkan Indonesia, Yoris Sebastian general manager Hard Rock Cafe termuda di Asia, Yasa Paramita Singgih, bisnis fashion pria online dengan brand Men's Republic, Fahma Waluya Rosmansyah dan adiknya bernama Hania Pracika Rosmansyah yang menciptakan aplikasi dan game online,  Reza Nurhilma pemilik Keripik Maicih dan tentu nama-nama pemuda lainnya yang mampu membuat terobosan dengan kreativitas yang dimilikinya untuk menjadikan sebuah bisnis potensial dan menguntungkan.
Mereka kini sudah menikmati hasil dari kreativitas yang dimilikinya tersebut. Puluhan milyar telah mereka peroleh dari bisnis kreatif yang dikelolanya. Inilah potensi anak muda dibalik melesatnya pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Kesuksesan pelaku industri kreatif dan semakin pesatnya pertumbuhan industri kreatif  dan dan menjadi salah bisnis yang cukup diperhitungkan di Indonesia.
Laju perkembangan industri kreatif yang cukup signifikan itu, bukan berarti tanpa kendala.  Ada lima kendala utama dalam yang menjadi perhatian dalam penembangan ekonomi  kreatif, yakni skill dalam pemanfaatan teknologi, akses serta semakin terbatasnya bahan baku, persoalan modal usaha bagi pelaku industri kreatif, perlindungan atas karya cipta industri kreatif/hak cipta, masih kurangnya ruang publik yang menjadi salah satu faktor pendukung industri kreatif dan akses terhadap pemasaran karya industri kreatif. Semua kendala tersebut dapat diatasi dengan sinergitas seluruh elemen masyarakat atau unsur ‘quadruple-helix’ yakni kolaborasi antara Pemerintah, Akademisi, Pelaku Bisnis dan Komunitas Kreatif, yang membuat pola sinergitas yang saling mendukung untuk pencapaian visi pengembangan industri.
Dari pemaparan diatas, terlihat jelas posisi dan pentingnya peranan pemuda sebagai ujung tombak kesuksesan dan pembangunan ekonomi kreatif serta leveransir berkembangnnya industri kreatif di Indonesia. Harapan dengan semakin banyak generasi muda yang tertarik dalam industri kreatif dan mampu sebagai penggerak perubahan ke arah bisnis dan kemandirian. Untuk menciptakan generasi muda yang berdaya saing, dibutuhkan dukungan semua pihak dalam menggerakkan sektor usaha yang dikelola oleh Pemuda. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi pemuda untuk berpangku tangan dan tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki untuk bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain dalam rangka menghadapi persaingan global MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang telah memasuki tahap permulaan.
Untuk itu atas nama pemuda bangsa Indonesia, marilah kita dengan mandiri ataupun bersama-sama membangun gagasan kreatif dan inovatif untuk menggalakkan perekonomian kreatif dengan beragam cara yang positif. Kemajuan Indonesia ada di tangan kita. Mari kita bersatu padu untuk selalu membawa kemenangan bagi bangsa dengan berdasar kemajemukan. Karena kita beragam dan kaya akan apapun yang dunia tidak memilikinya. Mari bersatu, pemuda jaya, pemuda kaya, pemuda penggerak ekonomi yang setia.  



Comments